Rabu, 20 Oktober 2010

"SALBUTAMOL"

SALBUTAMOL                  
By : Redya Dewi Fajarwati   E/kp/VII        (04.07.1772)
A. Deskripsi Salbutamol
  • Nama & Struktur Kimia : 2Hydroxy 4-1-cl Hydroxy - 2tert-Butylamino-1-(4-hydroxy-3-hydroxymethylphenyl)ethanol. (1) C13H21NO3 –
  • Sifat Fisikokimia : Serbuk berbentuk kristal, berwarna putih atau hampir putih. Larut dalam alkohol, sedikit larut dalam air. Terlindung dari cahaya
          Salbutamol merupakan agen beta adrenergik yang digunakan sebagai bronkodilator yang efektif untuk meringankan gejala asma akut dan bronkokonstriksi. Salbutamol juga merupakan salah satu bronkodilator yang paling aman dan paling efektif. Tidak salah jika obat ini banyak digunakan untuk pengobatan asma. Selain untuk membuka saluran pernafasan yang menyempit, obat ini juga efektif untuk mencegah timbulnya exercise- induced broncospasm (penyempitan saluran pernafasan akibat olahraga). Secara umum sifat fisikokimia dari salbutamol adalah serbuk berbentuk kristal, berwarna putih atau hampir putih. Larut dalam alkohol, sedikit larut dalam air. Terlindung dari cahaya. Salbutamol termasuk dalam golongan Antiasma dan obat untuk penyakit paru obstruktif kronik

B. Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Salbutamol
1. Oral (Lebih dipilih dengan inhalasi) :
Dewasa : dosis 4mg (orang lanjut usia dan penderita yang peka awali dengan dosis awal 2 mg) 3-4 kali sehari; dosis maksimal 8mg dalam dosis tunggal ( tetapi jarang memberikan keuntungan ekstra atau dapat ditoleransi dengan baik). Anak-anak dibawah 2 tahun : 100 mcg/kg 4 kali sehari (unlicensed); 2-6 tahun 1-2 mg 3-4 kali sehari; 6-12 tahun 2 mg 3-4 kali sehari. Injeksi s.c / i.m 500mcg ulangi tiap 4 jam bila perlu.
2. Injeksi
injeksi IV bolus pelan 250 mcg diulangi bila perlu. IV infus, dosis awal 5mcg/menit, disesuaikan dengan respon dan nadi, biasanya dalam interval 3-20 mcg/menit, atau lebih bila perlu. Anak-anak 1-12 bulan 0,1-1 mcg/kg/menit (unlicensed).
3. Inhalasi
Dewasa : 100-200 mcg (1-2 semprot); untuk gejala yang menetap boleh diberikan sampai 4 kali sehari. Anak-anak : 100mcg (1 semprot), dapat ditingkatkan sampai 200 mcg (2 semprot) bila perlu; untuk gejala menetap boleh diberikan sampai 4 kali sehari. Profilaksis pada exercise- induced bronchospasm, Dewasa 200mcg (2 semprot); anak-anak 100mcg (1 semprot), ditingkatkan sampai 200mcg (2 semprot) bila perlu. Serbuk inhalasi : Dewasa 200-400 mcg; untuk gejala yang menetap boleh diberikan sampai 4 kali sehari; anak-anak 200mcg. Profilaksis untuk exercise-induced bronchospasm Dewasa 400mcg; anak-anak 200 mcg.

C. Identifikasi serta penetapan kadar
Nama lain : 2Hydroxy 4-1-cl Hydroxy - 2tert-Butylamino-1-(4-hydroxy-3- hydroxymethylphenyl).
Identifikasi : Serapan inframerah zat yang didespersikan dalam kalium bromide P, menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada Salbutamol BPFI. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam asam klorida 0,1 N (1 dalam 12.500) menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti salbutamol BPFI.
Penetapan kadar dengan menimbang seksama lebih kurang 400 mg, larutkan dalam 50 ml asam asetat glacial P, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV mernggunaka indikator 2 tetes Kristal violet LP, Lakukan penetapanblangko. 1 ml asam perklorat 0,1 N setara dengan 23,93 mg salbutamol (Dinkes, 1995).

D. Mekanisma Kerja
     Mekanisme kerjanya melalui stimulasi reseptor B2 di bronki yang menyebabkan aktivasi dari adenilsiklase. Enzim ini memperkuat perubahan adenosintrifosfat (ATP) yang kaya energi menjadi cAMP dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel. Salbutamol digunakan untuk meringankan bronkospasm yang berhubungan dengan asma

E. Mekanisme Aksi
    Salbutamol merupakan sympathomimetic amine termasuk golongan beta-adrenergic agonist yang memiliki efek secara khusus terhadap reseptor beta(2)-adrenergic yang terdapat didalam adenyl cyclase. Adenyl cyclase merupakan katalis dalam proses perubahan adenosine triphosphate (ATP) menjadi cyclic-3', 5'-adenosine monophosphate (cyclic AMP). Mekanisme ini meningkatkan jumlah cyclic AMP yang berdampak pada relaksasi otot polos bronkial serta menghambat pelepasan mediator penyebab reaksi hipersensitivitas dari mast cells

F. Penggunaan Salbutamol / Indikasi Obat
    Indikasi :
  • Asma bronchial
  • Bronchitis cronis
  • Empisema
  • Pengobatan dan pencegahan asma serta pencegahan timbulnya asma akibat olah tubuh.
    Asma merupakan penyakit kronik saluran pernafasan yang dapat menjangkiti semua usia. Gejala-gejala yang menyertai asma menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari. Pasien asma memiliki kepekaan saluran pernafasan yang berlebih (hipersensitif) sehingga mudah bereaksi pada zat yang masuk ke saluran napas. Reaksi terhadap benda asing berupa penyempitan atau pemblokan saluran napas, ditandai dengan nafas berbunyi, batuk, tersengal, dan penyempitan rongga dada. Kondisi yang memicu asma adalah, inflamasi (iritasi atau peradangan) atau bronchoconstriction (penciutan atau kontraksi otot di saluran pernafasan) (farmacia, 2006)
   Pada terapi pengobatan gangguan pernafasan obat salbutamol sudah tidak asing lagi dipergunakan. Salbutamol merupakan salah satu bronkodilator yang paling aman dan paling efektif. Tidak salah jika obat ini banyak digunakan untuk pengobatan asma. Selain untuk membuka saluran pernafasan yang menyempit, obat ini juga efektif untuk mencegah timbulnya exercise-induced broncospasm (penyempitan saluran pernafasan akibat olahraga).

G. Kontraindikasi Salbutamol
    Pada hipertiroid, insufisiensi miokardial, aritmia, rentan terhadap perpanjangan interval QT, hipertensi, kehamilan (dosis tinggi sebaiknya diberikan melalui inhalasi karena pemberian melalui pembuluh darah dapat mempengaruhi miometrium dan dapat mengakibatkan gangguan jantung), menyusui; diabetes mellitus, terutama pemberian melalui pembuluh darah (pantau kadar gula darah, dilaporkan ketoasidosis) .Untuk asma jika dosis tinggi diperlukan selama kehamilan maka sebaiknya diberikan dengan inhalasi kaerna pemberian intravena dapat mempengaruhi miometrium. Mungkin muncul di ASI; pabrik menyarankan untuk dihindari kecuali manfaat jauh lebih besar dari risiko- jumlah dari obat yang diinhalasi pada ASI mungkin terlalu kecil untuk membahayakan.

H. Efek Samping
     Efek samping yang mungkin timbul karena pamakaian salbutamol, antara lain:
  • gangguan sistem saraf (gelisah, gemetar, pusing, sakit kepala, kejang, insomnia);
  • nyeri dada
  • mual
  • muntah
  • diare
  • anorexia
  • mulut kering
  • iritasi tenggorokan
  • batuk
  • gatal
  • tachicardia
  • ruam pada kulit (skin rush).

I. Merk Dagang / Obat Paten
   Saat ini, salbutamol telah banyak beredar di pasaran dengan berbagai merk dagang, antara lain:
  • Asmacare
  • Bronchosal
  • Buventol Easyhaler
  • Glisend (konimex)
  • Ventolin
  • Volmax
  • Suprasma (Dexa Medica)
  • Ventide ( Glaxo Welcome)
  • Ventab (Ikapharmindo Putramas k)
  • Venesma ( Hexpharm)
  • Respolin ( Darya varia)
  • Salvasma ( First Medipharma)
  • Salbron ( Dankos)
  • Lasal ( Lapi )
  • Librentin ( Westmont )
  • Grafalin ( Graha Farma)
  • Fartolin ( Fahrenheit )

J. Sediaan Obat
    Sirup 2 mg/5ml, 1 mg/5ml, Easyhaler 200 mcg/dosis, 200 dosis MDI 10 ml, 0.1 mg/tiap Semprot Aerosol Inhalasi, 0.5 mg/ml Injeksi, Inhaler Dosis 200 dan Dosis 400, 2.5 mg/2.5 ml NaCl Digunakan Dengan Nebulizer. (5,6). Tablet 2 mg, 4 mg, dan 8 mg, Serbuk Inhalasi, Kapsul 2 mg, Kaplet 4 mg.
   Salbutamol juga telah tersedia dalam berbagai bentuk sediaan mulai dari sediaan oral (tablet, sirup, kapsul), inhalasi aerosol, inhalasi cair sampai injeksi. Albuterol atau salbutamol, direkomendasikan sebagai pengobatan untuk semua pasien asma dalam terapi asma akut.

K. Interaksi Obat
  • Beta blockers
          Pasien dengan asma bisa menyebabkan bronkospasm hebat
  • Digoxin
         Salbutamol menurunkan level serum digoxin
  • Diuretik
        Salbutamol akan memperburuk kondisi penderita hipokalemia
  • Interaksi Dengan Obat Lain :Peningkatan efek / toksisitas :Peningkatan durasi efek bronkodilasi mungkin terjadi jika salbutamol digunakan bersama Ipratropium inhalasi. Peningkatan efek pada kardiovaskular dengan penggunaan MAO Inhibitor, Antidepresan Trisiklik, serta obat-obat sympathomimetic (misalnya: Amfetamin, Dopamin, Dobutamin) secara bersamaan. Peningkatkan risiko terjadinya malignant arrhythmia jika salbutamol digunakan bersamaan dengan inhaled anesthetic (contohnya: enflurane, halothane). Penurunan efek: Penggunaan bersama dengan Beta-Adrenergic Blocker (contohnya: Propranolol) dapat menurunkan efek Salbutamol. Level/efek Salbutamol dapat turun bersama dengan penggunaan: Aminoglutethimide, Carbamazepine, Nafcillin, Nevirapine, Phenobarbital, Phenytoin, Rifamycins dan obat lain yang dapat menginduksi CYP3A4.
  • Dengan Makanan :Batasi penggunaan Caffein (dapat menyebabkan stimulasi CNS).

L. Pengaruh Obat
  • Terhadap Kehamilan : Termasuk dalam kategori C. (2) Untuk penggunaan bronkodilator pada terapi asma, inhalasi Salbutamol masih dapat direkomendasikan sebagai inhalasi Beta-2 Agonist yang dipilih. (2) Salbutamol dapat masuk ke dalam plasenta, sehingga dapat menyebabkan: tocolytic effects, fetal tachycardia, fetal hypoglycemia secondary to maternal hyperglycemia dengan pemakaian oral maupun intravena.
  • Terhadap Ibu Menyusui : Pengaruh terhadap bayi belum dapat dipastikan sehingga perlu dipertimbangkan antara risk dan benefit. (2) Tidak diketahui apakah terdistribusi dalam ASI. (2,3) Pada penggunaan inhaler hanya sedikit yang masuk dalam sirkulasi sistemik ibu, sehingga secara teoritis jumlah yang terekskresi dalam ASI sangat sedikit.
  • Terhadap Anak-anak : Lihat leaflet dari pabrik mengenai keamanan penggunaan pada anak-anak. Pabrik produsen Ventolin menyatakan penggunaan inhalasi aerosol pada anak-anak perlu dilakukan dengan supervisi orang dewasa.
  • Terhadap Hasil Laboratorium : Meningkatkan renin, meningkatkan aldosterone.

M. Hal Yang Harus Diwaspadai
  • Memiliki riwayat alergi terhadap salbutamol atau bahan-bahan lain yang terkandung di dalamnya. Untuk sediaan oral, sebaiknya diminum 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan.
  • Telan tablet salbutamol dan jangan memecah maupun mengunyahnya.
  • Sebaiknya berkumur setiap kali sehabis mengkonsumsi salbutamol supaya tenggorokan dan mulut tidak kering.
  • Jika dibutuhkan lebih dari 1 hisapan dalam sekali pemakaian, maka beri jarak waktu minimal 1 menit untuk setiap hisapan.
  • Simpan obat pada suhu kamar agar stabil (aerosol: 15-25o C; inhalasi cair: 2-25o C dan sirup: 2-30o C)
  • Jika ada dosis yang terlewat, segera minum salbutamol yang terlewat. Namun jika waktu yang ada hampir mendekati waktu pengonsumsian selanjutnya, lewati pengonsumsian yang tertinggal kemudian lanjutkan mengkonsumsi salbutamol seperti biasa. Jangan pernah mengkonsumsi 2 dosis dalam sekali pemakaian.
  • Obat-obat golongan beta blocker, seperti: propanolol, metoprolol, atenolol, dll bisa menurunkan efek salbutamol.
  • Penggunaan salbutamol dosis tinggi bersamaan dengan kortikosteroid dosis tinggi akan meningkatkan resiko hipokalemia.
  • Asetazolamid, diuretik kuat dan thiazida dosis tinggi akan meningkatkan resiko hipokalemia jika diberikan bersamaan dengan salbutamol dosis tinggi pula.
  • Penggunaan salbutamol bersama dengan obat golongan MAO-inhibitor (misal: isocarboxazid, phenelzine) bisa menimbulkan reaksi yang serius. Hindari pemakaian obat-obat golongan ini 2 minggu sebelum, selama maupun sesudah konsumsi salbutamol.

N. Tanggung Jawab Perawat
     Perawat bertanggung-jawab dalam pemberian obat-obatan yang aman. Caranya adalah perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap/jelas atau dosis yang diberikan diluar batas yang direkomendasikan. Secara hukum perawat bertanggung iawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi status kesehatan klien. Perawat wajib membaca buku-buku refrensi obat untuk mendapatkan kejelasan mengenai efek terapiutik yang yang diharapkan, kontraindikasi, dosis, efek samping yang mungkin terjadi atau reaksi yang merugikan dari pengobatan.

Daftar Pustaka
• http://www.scribd.com/doc/29094726/makalah-tentang-salbutamol
• http://www.drugs.com/ppa/albuterol.html
• http://www.medscape.com/medline/abstract/17276051
• http://www.drugs.com/ppa/albuterol.html
• http://www.medscape.com/viewarticle/406101
• http://www.drugs.com/pro/albuterol.html

1 komentar: